satu langkah membawa perubahan, tetap membawa berkah dalam rangkulan sejarah

Sabtu, 25 Februari 2012

biografi Nabi Muhammad SAW



BIOGRAFI NABI MUHAMMAD SAW



A. Muhammad SAW Sebelum Kenabian
Muhammad dilahirkan sebagai yatim pada hari Senin 12 Rabi’ul Awal Tahun Gajah, bertepatan dengan 20 April 571 yang pada saat itu terjadi penyerangan terhadap ka’bah oleh Abrahah yang bermaksud meruntuhkan ka’bah. Tetapi penyerangan ini gagal karena pasukan tentara penyerangan itu diserang wabah penyakit yang mengerikan dan tahun itu disebut dengan tahun gajah karena pasukannya menunggang gajah yang besar. Ayahnya bernama Abdullah ibn Abd al-Mutholib sudah wafat tiga bulan setelah menikahi ibunya dan ibunya bernama Aminah binti Wahab. Garis nasab ayah dan ibunya bertemu pada Kilab ibn Murrah. Abd al-Muthalib memberi nama cucunya itu Muhammad, nama yang pada saat itu tidak lazim dikalangan orang arab. Beliau disusui beberapa hari oleh Tsuwaibah, sahaya Abu Lahab, kemudian dilanjutkan penyusuan dan pengasuhannya oleh Halimah binti Dzuaib dari kabilah Bani Sa’d.
            Ketika berusia lima tahun, beliau dikembalikan kepada ibunya, Aminah. Akan tetapi setahun kemudian ibu kandung yang amat dicintainya ini pun wafat. Abd al-Muthalib melanjutkan pengasuhan kepada cucunya sampai kakek yang bijaksana ini wafat dua tahun kemudian. Tanggung jawab untuk pengasuhan dan membesarkan Muhammad saw selanjutnya dipikul oleh Abu Thalib, salah seorang putera Abd al-Muthalib yang paling miskin tapi sangat disegani dan dihormati oleh penduduk Mekkah.
            Budi pekerti Muhammad yang luhur, cerdas dan suka berbakti merupakan daya tarik tersendiri bagi Abu Thalib. Betapa besarnya rasa sayangnya kepada ponakannya itu sampai ia tidak mampu menolak permintaan Muhammad untuk ikut berdagang ke Syria pada saat Muhammad berusia 12 tahun. Ketika sampai di Bushra, ia bertemu dengan pendeta Kristen, Buhaira namanya. Buhaira melihat tanda- tanda kenabian pada diri Muhammad dan meminta Abu Thalib untuk menjaga keselamatan Muhammad karena kawatir dengan orang yahudi yang ada di Syria akan mencelakainya atau membunuhnya dan setelah itu Abu Thalib tidak pernah pergi jauh meninggalkan kota Mekkah.
            Taktala usia Muhammad 15 tahun tejadi perang antara keturuna Kinanah dan Qurisy di satu pihak melawan kabilah Hawazin dipihak lain. Perang ini dikenal dengan perang Fijar yang artinya pendurhakaan. Dalam perang ini Muhammad membantu pamannya memungut anak panah yang dilontarkan musuh dan sesekali melemparkan anak panah kepada musuh. Perang ini berlngsung selama empat tahun dan berakhir dengan perundingan yang melahirkan kesepakatan membentuk sebuah persyarikatan yang disebut hilf al fudhul, yang artinya sumpah utama yang bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi yang teraniaya di kota Mekkah baik oleh penduduknya sendiri atau oleh pihak lain dan Muhammad terpilih menjadi salah seorang anggotanya dan merupakan anggota termuda.
            Ditengah- tengah hiruk pikuknya kota Mekkah, Muhammad mengisi waktu luangnya untuk menggembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Mekkah. Ketika Muhammad berusia 24 tahun Abu thalib menawarkan keponakannya kepada Khadijah binti Khuwalid untuk menjalankan perdagangannya ke Syria. Abu Thalib meminta upah untuk Muhammad dalam pekerjaan ini empat ekor sapi, padahal untuk pekerjaan yang sama, Khadijah biasanya mengupah dua ekor sapi saja. Ternyata Khadijah setuju atas pnawaran itu karena pribadi dan akhlaq Muhammad yang luhur sudah bukan rahasia lagi baginya dan penduduk Mekkah pada umumnya.
            Sikap dan tutur kata Muhammad ketika menawarkan barang dagangannya menarik calon pembeli untuk belanja kepadanya, sehingga barang yang dijualnya laku keras dan memperoleh untung yang besar.hal ini melahirkan suka cita yang amat dalam pada diri Khadijah, lebih- lebih ketika Maisarah, pegawai kepercayaan Khadijah yang menemani Muhammad sewaktu perjalanan juga menyampaikan pujian atas keluhuran budi pekerti Muhammad yang ia rasakan saat perjalanan dagang dengan Muhammad.
            Kekaguman Khadijah atas keagungan pribadi Muhammad menimbulkan hasrat untuk menjadikan beliau sebagai pendamping hidupnya. Ia menyuruh Nafisah, pembantunya yang setia menjumpai Muhammad dan menyampaikan isi hatinya. Ketika Muhammad menyatakan setuju dan Abu Thalib merestuinya, pinangan pun dilakukan, selanjutnya diresmikan pernikahan antara keduanya. Ketika itu Muhammad berusia 25 tahun sedangkan Khadijah berusia 40 tahun.
            Muhammad semakin popular dikalangan penduduk Mekah setelah berhasil mendamaikan para pemuka Quraisy ketika mereka berselisih siapa yang paling berhak meletakkan Hajar Aswad ditempatnya semula. Muhammad meminta disediakan sehelai kain. Kain itu dihamparkan lalu batu itu diletakkan diatasnya dengan tangan beliau kemudian disuruhnya setiap kabilah memegang ujung kain itu lalu mengangkatnya bersama-sama dan membawanya ketempat dimana batu itu diletakkan. Dalam peristiwa ini Muhammad dijiluki al-Amin oleh kaumnya. Peristiwa ini terjadi ketika Muhammad berusia 35 tahun.

B. Diangkat Sebagai Rasul
            Pada malam Senin 17 Ramadan tahun 13 sebelum Hijrah bertepatan dengan 6 Agustus 610 Masehi, selagi Muhammad berkhalwat di gua Hira. Kelak dikemudian hari, Muhammad menyebutnya sbagai Lailatul Qadar (malam takdir) karena pada malam itu telah menjadikannya sebagai utusan Allah. Pada malam itu, Jibril menyampaikan wahyu pertama yaitu lima surat dari Surat Al-Alaq. Setelah menerima wahyu itu, Muhammad pulang dengan hati yang cemas dan badan mengigil karena ketakutan. Beliau meminta istrinya untuk menyelimutinya. Khadijah pun menyeritakan hal yang dialami suaminya ini kepada Waraqah ibn Naufal yang memeluk agam nasrani dan memiliki pengetahuan tentang naskah- naskah kuno ketika Muhammad tengah tertidur lelap.
Pada saat tertidur lelap, turunlah surat al-Muddastir ayat satu sampai tujuh. Setelah menerima wahyu yang kedua ini, nabi Muhammad bangkit lalu berkata kepada istrinya yang beru pulang dari rumah waraqah, bahwa jibril telah menyampaikan perintah Tuhan agar beliau memberi peringatan kepada umat manusia dan mengajak mereka supaya beribadah dan patuh hanya kepada Allah. Wahyu yang kedua ini menandai penobatan Muhammad sebagai Rasulullah.



C. Mendakwahkan Islam dan Reaksi Quraisy
Rasulullah saw melaksanakan tugas risalahnya selama 13 tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah. Dakwah dalam periode pertama adalah secara diam- diam. Yang menjadi dasar dakwah ini adalah surat al Muddastsir ayat satu sampai tujuh. Dalam tahap ini Rasulullah mengajak keluarga yang tinggal serumah dan sahabat- sahabat dekatnya agar meninggalkan agama berhala dan beribadah kepada Allah semata. Dalam fase ini yang menyatakan beriman adalah Khadijah, Ali bin Abi Thalib dan Zaid ibn Haritsah. Dari kalangan sahabat, Ustman bin Affan, Zubair ibn Awam, Saad ibn Abi Waqash, Thalhah ibn Ubaidillah, Abd al Rahman ibn Auf, Abu Ubaidah ibn Jarrah.
Tahap kedua adalah dakwah semi terbuka, yaitu dalam lingkup yang lebih luas berdasarkan surat Al Syu’ara ayat 214. yang menjadi sasarannya adalah Bani Hasyim. Sesudah itu rasulullah memperluas jangkauannya kepada seluruh penduduk Mekah setelah turun ayat 15 surat Hijr dan langkah ini memulainya dakwah ketiga yaitu dakwah terbuka. Sejak ini islam menjadi perhatian dan pembcaraan penduduk Mekah.
Penolakan kaum Quraisy terhadap islam mendorong Rasulullah lebih mengintensifkan dakwahnya. Semakin tegas dan lantang Rasulullah mendakwahkan islam, semakin keras permusuhan yang dilancarkan oleh orang- orang Quraisy terhadap beliau dan pengikutnya. Kebencian kaum ini makin meningkat manakala pengikut islam bertambah banyak. Kegagalan kaum Quraisy menghentikan dakwah Rasulullah dikarenakan adanya perlindungan dari kaum Bani Hasyim dan Bani Mutholib dan menyadari hal ini, kaum Quraisypun memboikot dua kelurga besar pelindung Rasulullah ini, dengan jalan memutuskan hubungan mereka dengan pihak luar berkenaan dengan perkawinan, jual beli, ziarah dan lain- lain. Hal ini memaksa Rasulullah menyingkir ke Syi’ib dan hanya bisa berhubungan dengan pihak luar saat bulan haji saja. Pemboikotan ini berlangsung selama tiga tahun dan berakhir di saat Zuhair ibn Umayyah dan beberapa kawannya mengambil surat pemboikotan dari Ka’bah dan merobeknya.
Belum lagi sembuh kepedihan yang dirasakan oleh Rasulullah karena pemboikotan itu, Abu Thalib, paman beliau dan Khadijah, isteri beliau, meninggal dunia. Oleh karena itu, tahun itu dikenal dengan am al huzn, tahun kesedihan. Pada saat menghadapi ujian berat, Rasulullah diperintahkan untuk melakukan perjalanan malam dari Masjid al-Haram di Mekah ke Bait al-Maqdis di Palestina, kemudian dinaikkan menembus langit sampai ke Sidarah Ai Muntaha. Disitu Rasulullah menerima syariat kewajiban shalat fardu lima kali sehari semalam. Peristiwa ini dikenal dengan Isra Mi’raj yang terjadi pada malam 27 Rajab tahun 11 setelah kenabian. Isra Mi’raj disamping memperkuat iman dan batin Rasulullah menghadapi ujian berat yang berkaitan dengan misi risalahnya, juga menjadi batu ujian bagi kaum muslimin apakah mereka mempercayainya atau mengingkarinya. Bagi kaum kafir Quraisy, peristiwa itu menjadi bahan untuk mengolok-oloan beliau bahkan menyebutnya sebagai manusia yang berotak tidak waras.

D. Orang- orang Yatsrib Masuk Islam
Orang-orang Yatsribpun banyak yang memeluk agama islam dan peristiwa ini disebut dengan baiat  Aqabah  satu dan dua dan setelah peristiwa ini kekerasan terhadap kaum muslimin bertambah kejam dan ini mendorong Rasulullah dan para sahabatnya untuk Hijrah ke Yatsrib.


E. Pembinaan Masyarakat dan Peletakkan Dasar- dasar Kebudayaan Islam
Pekerjaan besar yang dilakukan oleh Rasulullah dalam periode Madinah adalah pembinaan terhadap masyarakat islam yang baru terbentuk. Lembaga utama dan pertama yang dibentuk oleh Rasulullah dalam rangka pembinaan masyarakat ini adalah masjid. Pertama adalah Masjid Quba selang beberapa hari kemudian Masjid Nabawi dibangun setelah Rasulullah tiba di Yastrib. Sementara kaum muslimin dapat menjalankan syariat agamanya dengan aman tanpa gangguan, berangsur- angsur turun perintah zakat, puasa, hukum yang terkait dengan pelanggaran, jinayat atau pidana sehingga dari hari ke hari pengaruh islam makin kuat di kota ini.
Beberapa asas masyarakat islam yang telah diletakkan oleh Rasulullah antara lain :
  • Al ikha, yaitu mengajarkan bahwa persaudaraan yang hakiki adalah persaudaraan seiman dan seagama. Oleh karena itu rasulullah mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Anshar yang dengan ikhlas bersedia menolong mereka, dipertalikan dengan ikatan persaudaraan berdasarkan agama, menggantikan persaudaraan yang berdasarkan kesukuan.
  • Al Musawan yaitu persamaan. Mengajarkan bahwa seluruh manusia adalah keturunan Adam yang diciptakan Tuhan dari Tanah. Ajaran ini mempertegas dari surat Al Hujurat ayat 13.
  • Al Tasamuh yaitu toleransi, sebagai asas masyarakat islam dibuktikan antara lain dengan Piagam Madinah. Umat islam berdampingan baik dengan kaum Yahudi. Mereka mendapat perlindungan dari negara dan bebas menjalankan agamanya.
  • Al Tasyawur yaitu musyawarah, walaupun Rasulullah mempunyai kedudukan yang tinggi dan terhormat dalam masyarakat, beliau tetap meminta pendapat dari para sahabatnya ketika menyelesaikan masalah dan persoalan yang dhadapinya.
  • Al Ta’awun yaitu tolong menolong dalam hal berbat kebajikan yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim.
  • Al adalah yaitu keadilan yang berkaitan erat dengan hak dan kewajiban setiap individu dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan porsi masing- masing.

F. Fase Perjuangan Setelah Perang
Pada bulan Dzu al Qa’dah 6 H rasulullah dan sekitar 10.000 sahabatnya berangkat ke mekah untuk menunaikan ibadah haji. Tidak ada senjata yang mereka bawa selain pedang yang tersimpan dalam sarungnya sekedar untuk menjaga diri selama dalam perjalanan. Kaum Quraisy tidak menghendaki kaum muslimin masuk ke mekah, karena menurut mereka berarti ini kemenangan kaum muslimin. Rombongan kaum musliminpun dihadang. Kemudian Rasulullah mengutus Ustman ibn Affan untuk mengadakan perjanjian dengan kaum Quraisy dan perjanjian ini dikenal dengan perjanjian Hudaibah yang isinya :
  • Segala permusuhan antara kedua belah pihak dihentikan selama10 tahun
  • Setiap orang Quraisy yang datang kepada kaum muslimin tanpa seizin walinya harus ditolak dan dikembalikan
  • Setiap orang islam yang menyerahkan diri kepada kaum Quraisy tidak akan dikembalikan.
  • Setiap kabilah yang ingin bersekutu dengan kaum Qurisy maupun dengan kaum muslimin tidak boleh dihalang- halangi oleh salah satu pihak yang membuat perjanjian ini.
  • Kaum muslimin tidak boleh memasuki mekah pada tahun ini tetapi diberi kesempatan pada tahun berikutnya asal tidak membawa senjata kecuali pedang dalam sarungnya dan tidak tinggal di mekah lebih dari 3 hari.
Pada bulan Rajab 9 H bertepatan dengan Oktober 630 M Rasulullah mempersiapkan pasukan untuk menghadapi tentara Romawi di utara. Banyak kesulitan yang dihadapi oleh Rasulullah dan menyusu tentarnya itu. Oleh karena itu, Rasulullah membentuk pasukan yang dinamakan jaisy al- Usrah (tentara dalam kesulitan) yang terdiri dari pahlawan- pahlawan yang beriman baja dan senantiasa siap menerima perintah Allah dan RasulNya. Perang ini dikenal dengan perang Tabuk.
Sesudah islam mencapai kemenangan hampir di seluruh jazirah Arab, hanya kabilah- kabilah yang terpencar yang belum mengenut islam. Oleh karena itu sejak tahun 9 H (630/631 M) para utusan kabilah arab datang berbondong- bondong kepada Rasulullah dan menyatakan masuk islam. Oleh karena itu tahun tersebut disebut dengan tahun perutusan atau am al wufud. Demikianlah islam telah merata di seluruh jazirah arab setelah Rasulullah berjuang lebih dari 20 tahun. Bangsa arab yang sebelumnya berpecah belah dan bermusuhan kini bersatu dibawah seorang pemimpin dan bernaung di bawah satu panji, panji islam.



G. Haji Wada’ dan Akhir Hayat Rasulullah
Pada tanggal 25 Dzu al Qa’dah 10 H, Rasulullah bersama- sama dengan sekitar 100.000 sahabatnya berangkat meninggalkan madinah dan ke mekah, bermaksud menunaikan haji ke Baitullah. Pada tanggal 8 Dzu al hijjah yang disebut hari Tarwiyah Rasulullah bersama rombongannya berangkat menuju Mina dan pada waktu fajar hari berikutnya mereka ke Arafah. Tepat tengah hari di Arafah, beliau menympaikan pidato yang amat penting, yang ternyata merupakan pidato terakhirnya yang disampaikan di hadapan khalayak. Pidato ini dikenal dengan khuthbah al wada (pidato perpisahan). Pidato ini amat penting karena mengandung pesan yang amat berharga untuk pedoman hidup umat manusia maupu hubungan manusia dengan penciptanya.
Kira- kira tiga bulan sesudah menunaikan ibadah haji penghabisan itu, Rasulullah menderita demam beberapa hari. Beliau menunjuk Abu Bakar untuk mengantikan beliau mengimami shalat jamaah. Pada hari senin 12 Rabiul Awal 11H bertepatan dengan 8 Juni 632 M Rasulullah menghembuskan nafas terakhirnya, menghadap ke hadlirat Allah SWT dalam usia 63 Tahun. Rasulullah tidaklah meninggalkan umatnya berupa harta benda dan tahta melainkan Al Qur’an dan Hadits. Seluruh umat Rasulullah harus menggunakan dan melestarikan dua pusaka itu dalam arti segala tindak dan tingkah lakunya harus sesuai dengan Al Qur’an dan Hadits. Rasulullah adalah pemimpin terbesar dunia sepanjang sejarah itu yang telahmenyelesaikan tugasnya dan kembali kepada Tuhannya dengan tenang ditengah- tengah pengikutnya yang setia dan mencintainya.




DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, Karen. 1999. Islam: A Short History; Sepintas Sejarah Islam. Surabaya : Ikon Teralitera
Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 10. 1990. Jakarta : PT Cipta Abadi Pustaka
Sodiqin, Ali dkk. 2003. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik Hingga Modern. Yogyakarta : Jurusan SPI Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga dan LESFI Yogyakarta
Al Ghazali, Muhammad. 2003. Sejarah Perjalanan Hidup Muhammad. Yogyakarta : Mitra Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar